Kamis, 12 April 2012

Tidur Selesai Rejeki Selesai Tugas Beres


 Oleh : Iwan Jungkat

Umay Cute

Motor bututku yang belum lagi selesai angsuran kreditnya itu ku pacu pelan.
Sore yang indah, cuaca cerah setelah semalaman sampai pagi tadi kota Pontianak diguyur hujan.
Arus lalu lintas cukup padat, tetapi berjalan lancar. Jam sibuk pulang kerja atau pulang kantor memang sudah lewat sejam yang lalu. Suasana kota yang masih meyisakan hawa basah dan segar tanpa debu yang mungkin terkikis habis oleh hujan semalam membuat pengguna jalan raya merasa lebih santai dalam berkendara, berkesan tertib dan tidak terburu - buru.
Keluar dari batas kota ke arah Barat menuju desaku kendaraan sudah tidak terlalu ramai. Ku percepat laju tungganganku agar tak kemalaman tiba di rumah.

10 menit kemudian....
"Memey...." panggilan untuk bidadari kecilku yang cantik seperti mamanya, umurnya kini 1tahun 2 bulan kurang 3hari, ditanggal 14 April 2012 besok.

"Aa pak..., hehehe.." tawanya memang selalu mengembang dari mulut mungilnya, memperlihatkan gigi putih nya yang tumbuh rapi. 6 di atas, 5 di bawah.

Ku kecup pipi tembemnya sambil kugendong. Harum bedak bayi dan aroma cairan penghangat tubuh nya langsung tercium olehku. menyirnakan sejenak kelelahan setelah hampir seharian duduk mengikuti pelatihan menulis dan blog yang difasilitasi sebuah komunitas  independent yang bernama Jari Borneo Barat.

"Byurrr...byurr, byurr....." 
"Errghh.., dingin...."
Air sungai yang tertampung dibak kamar mandi ini terasa lebih dingin, pasti karena banyak bercampur dengan air hujan tadi malam melalui pancuran.
Rasa segar dan rilek kurasakan setelah selesai mandi. Kurebahkan tubuhku didepan TV menikmati acara berita daerah kotaku.

"Assalamualaikum..."
Sebuah suara yang telah kukenal pemiliknya
" Waalaikumsalam... "
Jawabku sambil menuju ke ruang tamu yang hanya dipisahkan oleh lemari rak TV yang menghadap ke ruang keluarga.
" Masuk Bang Budi, ape can ni...? "
" Maok minta tande tangan awak nya sebagai saksi pernyataan jual beli tanah Pak Haji Aspan."
Jawab Bang Budi yang memang tinggal satu gang denganku, bekerja sebagai staf kantor desa Jungkat.
Untungnya Bang Budi tidak berlama-lama, setelah kutandatangani dan stempel cap RT, Bang Budi pamit pulang setelah sebelumnya menyodorkan sebuah amplop kepadaku.
"Thanks ya Bang..."
" OK, sama-sama.."

Sekarang waktunya untuk menerapkan 3L, Latihang..., latihang..., latihang. Seperti yang diceritakan bang Mering tadi siang.
Siapa tau aku bisa menjadi penulis hebat,  ya..., setidaknya gak jauh - jauh beda sama Hitler la... ( lha..., apa Hitler seorang penulis.. ?!!)

"Eiiittt...." Aku teringat amplop tadi,
"Waduh..., konsentrasi belum dimulai udah buyar duluan"

"Alhamdulillah.." Kukeluarkan lembaran ratusan ribu edisi terbaru dari dalam amplop.
"1, 2...., 27, 28..., Dek....sinilah bentar" panggilku dari kamar.
"33, 34, 35...."
"Ade ape bang, Eh banyak duet bang, duet ape tu...?
"42, 43,..." Kuteruskan menghitung tanpa kujawab pertanyaan istriku.
"Aa pak..." Gadis mungilku memanggil sambil menyodorkan tangannya kearah wajah dan kupingku.
"Pak..." Katanya lagi, kali ini lebih keras ia mendorong mukaku.
Aku terbangun.....

"Waduh rupanya aku bermimpi, rejekinya cuma dalam tidur, lalu bagaimana dengan tugas latihan menulis. Bisa malu aku kalau tak selesai.
Ah, lebih baik kuceritakan tentang mimpiku sajalah.

7 komentar:

  1. hahahaha....kalau lembaran ratusan ribu semua, berati total 4 juta an lah tu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ntar tak bagi sama bang Sani yee...

      Hapus
    2. nak tidok lo siape tau gk aku mimpi baru aku nak bikin bloger juga :D

      Hapus
  2. mantaaap kawan nih udah kayak penulis beneran...saat ku baca tanpa membaca judul terlebih dahulu he he...rupenye mimpi pula..padahal rencana mau laporkan ke KPK...

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe...
      Benar ke ape bang..
      muji ke muji neee...??
      Masih jauh panggang dari api Bang...

      Hapus
  3. mantap kawan2 nih..semangat dan tetap aktif ngurusin blognya....di tunggu cerita2 selanjutnya..

    BalasHapus